suluhnusa.com_ karena urugan dari tranah liat iotu membuat warga sulit melintasi jembatan.
Kondisi jembatan dengan urugan dari tanah liat menuai komplain dari warga desa Baya, kecamatan Adonara Tengah, kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Komplain tersebut antara lain disampaikan kepada ketua komisi A DPRD Flores Timur, Eti Tokan yang mengunjungi desa tersebut baru-baru ini.
“Urugan seharusnya dari sirtu, bukan dari tanah liat”, ungkap Sesilia Mukin, ST, warga Desa Baya pada Rabu (25/12) kemarin. Ia mengungkapkan, kondisi tersebut menyulitkan lalulintas kendaraan baik roda dua maupun roda empat.
Pantauan di lokasi, kondisi jembatan yang dikomplain warga ini terletak di jalan kabupaten yang menghubungkan desa Lewobele dan desa Baya di kecamatan Adonara Tengah. Jembatan tersebuat ada dalam kondisi tidak dapat digunakan kendaraan roda empat. Untuk dapat melintas, kendaraan harus memutar ke arah hilir sungai dan memotong aliran air untuk menghindari terjebak lumpur. Jalur baru ini tampak penuh kubangan di musim hujan. Sementara pada badan jembatan, sejumlah penggunan kendaraan roda dua telah meletakkan papan kayu untuk pijakan ban. Kondisi lumpur yang licin ternyuata menyulitkan untuk dilintasi.
Di tempat yang sama, anggota DPRD Flores Timur dari dapil II sekaligus ketua komisi A DPRD Eti Tokan mengungkapkan, komplain tersebut akan lebih cepat disikapi jika dilengkapi pengaduan tertulis yang ditandatangani oleh sejumlah besar perwakilan warga dengan menyertakan foto-foto.
“Silahkan warga membuat pengaduan tertulis tentang kondisi ini”, katanya. Kepada warga, ia menyampaikan bahwa dalam rapat dengan instansi terkait yang menangani paket pekerjaan tersebut, pihaknya akan mengungkapkan adanya persoalan tersebut supaya dapat disikapi.
Paket pembangunan jembatan tersebut didanai dari APBD 2 Flores Timur tahun anggaran 2012/2013. (Simpet Soge)