Bersama mendung menunggu hujan.
Ada rindu mendekap gulita.
Dan sunyi menanti mimpi.
Hanya ada doa yang terpancar dalam sanubariku bahwa kaulah generasi emasku Yang mengharumkan namaku dan nama semua orang yang mencintaimu di masa yang akan datang.
Aku selalu mendekapmu dalam doa. Bayanganmu selalu kuhantar bersama riap bayu senja.
Diambang malam di telan sunyi aku selalu bersujud diatas sajadah memohon kasih setia sang Ilahi.
Semoga diberkahi apa yang menjadi asamu. Wahai sang pemilik semesta hati.
Pada gemulai pucuk mahoni
Bayu berdesir hening
Kabarkan cinta dan tulusmu
Orang senantiasa akan mencintaimu
Kerinduan adalah angin yang berkelana
Menyapa setiap pucuk senyummu
Setiamu mendekap malam diserambi kelam
Menghitung rindu dibaris waktu
Kaulah tonggak dan perisai literasi.
Kemudian bahagia menjelang.
Tonggak sahaja menemani langkahmu Menyambut jumpa suka cita pada semua asa yang terbesit
Dalam menggapai sejuta bintang yang masih berkenala dihatimu.
(Buat Ananda Di Tanjung Bunga)
Azam Putra Lewokeda
Lamabelawa Witihama
4/12/2018