• Suluhnusa.com – Beranda
  • Kontak
  • WLN TV
  • Disclaimer
Rabu, 17 Agustus, 2022
suluhnusa.com
  • Beranda
  • Humaniora
  • Bisnis
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Kesehatan
  • Pariwisata
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Sastra
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Humaniora
  • Bisnis
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Kesehatan
  • Pariwisata
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Sastra
No Result
View All Result
suluhnusa.com

Beranda » Politik » Nomleny Lamar Kelake Adopehan di Tanah Adonara, Ada Apa?

Nomleny Lamar Kelake Adopehan di Tanah Adonara, Ada Apa?

2022-05-24
in Catatan, Humaniora, Politik
Reading Time: 5 mins read
A A
0

SULUH NUSA, LEWOLEBA – HARI masih terlalu pagi, Matahari belum terlalu tinggi. Sekira Pkl. 07.00 WITA, banyak warga Lembata berbondong bondong ke Bandara Wunopito. Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa baru saja turun dari Pesawat Trans Nusa bersama istri tercinta. Keduanya disambut pejabat teras Setda Kabupaten Lembata dan pimpinan DPRD Lembata.

Usai diberikan Sope – anyaman lontar sejenis tas selempang dari daun lontar dan diserahkan parang dan tombak simbol kejantanan pria Lamaholot dalam seremonial asat, Marsianus bersama rombongan diarak menuju rumah keluarga dan selanjutnya ke Kantor Bupati Lembata di bilangan Ake Lohe, Kota Lewoleba.

Sementara iru di Kota Larantuka juga sedang terjadi hal yang sama. Penjemputan Penjabat Bupati Flores Timur, Doris Rihi masuk Kantor Bupati Flotim di Kota Larantuka.

Kedua momentum ini menandakan selama dua tahun ke depan Flores Timur dan Lembata harus sungguh sungguh mempersiapkan diri menuju pemilihan Bupati dan wakil bupati di tahun 2024.

Belum selesai gegap gempita penjemputan Penjabat Bupati di tanah Lamaholot, (Flores Timur dan Lembata, Red), SULUHNUSA (WEEKLYLINE MEDIA NETWORK) mendapat pesan dari Kota Kupang, sumbernya salah seorang pembesar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

“Hari Kamis, 26 Mei 2022 Ketua DPD I PDIP, Ibu Emy Nomleny rencana ke Adonara. Ama hadir e, ” tulis pesan tersebut melalu Whats App, 24 Mei 2022.

Usut punya usut, kedatangan Emy Nomleny, Ketua DPD I PDIP NTT ini ke tanah Adonara untuk untkk sebuah lamaran. Lamaran politik? Entah.

Menurut informasi yang didapat Suluh Nusa, Emy Nomleny  direncanakan akan berkunjung ke rumah adat atau rumah besar suku Dosinaen di Desa Nihaone, Kecamatan Ile Boleng, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur.

Yami Dosinaen, Ketua Tim Keluarga Sahabat Dosinaen, kepada Suluh Nusa membenarkan kedatangan Ketua Emy Nomleny sekaligus Ketua DPRD NTT ke Adonara ini.

Emy Nomleny direncanakan tiba di Bandara Gewayan Tanah Larantuka, 26 Mei 2022 dan melanjutkan perjalanan ke Adonara di Desa Nihaone.

Agendanya, melamar Hery Dosinaen sebagai Bakal Calon Gubernur NTT periode berikut yang hajatannya akan terjadi di tahun 2024 nanti.

Banyak yang menafsir ini masih terlalu pagi kalau bicara soal politik. Hitungan normal masih terlalu lama, tetapi hitungan politik ini momentum yang tepat. Tidak terburu buru agar segala persiapan dan kerja kerja politik dapat dilakukan dengan matang.

Kedatangan Emy Nomleny ini akan disambut dengan seremonual adat di Rumah Adat Dosinaen. Lamaran politik ini bukan lamaran biasa sebab Emy melamar Kelake Adopehan di rumah adat Suku Dosinaen di tanah keramat, Lewutanah Adonara. Lamaran politik dengan cara cara adat tidak bisa dianggap enteng, karena saat lamaran para leluhur hadir menyaksikan hajatan itu.

Kenapa Harus Hery Dosinaen ? 

Nama lengkapnya Titus Emanuel Kelake Adopehan Hery Dosinaen. Ia kerap dipanggil Hery Dosinaen. Seorang pamong praja tulen yang mengabdikan dirinya puluhan tahun di tanah Papua.

Bukan berlebihan jika banyak kalangan menilai Hery Dosinaen adalah pribadi yang rendah hati dan merakyat. Sebab, ia menapaki jalan sebagai Abdi Negara, ASN dimulai dari pedalaman Papua.

Putra Adonara, Kabupaten Flores Timur ini mengabdi selama 23 tahun di pegunungan tengah Provinsi Papua. Waktu yang tidak singkat untuk sebuah pengabdian, sebelum dipercayakan menjadin Sekda Provinsi Papua Oleh Gubernur Lukas Enembe.


Dilansir dari berbagai sumber jabatan yang disandang Hery tidak diperoleh begitu saja, tetapi melalui perjuangan berat. Ia memulai karir dari bawah di Kabupaten Paniai dan Kabupaten Puncak Jaya, wilayah dengan tekstur topografi yang begitu berat, kondisi masyarakat yang dependen terhadap pemimpin, dan isu-isu sekelompok masyarakat yang tetap berjuang merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Selama di pedalaman, ia tak lelah berjalan kaki menemui masyarakat dari satu kampung ke kampung lain. Karena letak perkampungan penduduk berjauhan, kadang ia butuh waktu lebih dari satu hari sebelum tiba di kampung berikutnya.

 

Sebenarnya setelah tamat Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas Bersubsidi Suryamandala Flores Timur pada 1986, Hery bercita-cita jadi dokter. Itu sebabnya, ia mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta sebagai pilihan pertama, dan pilihan kedua Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipil) Universitas Cendrawasih (Uncen), Papua.

Sejak itu, Hery remaja pindah ke Papua. Dua tahun menjadi mahasiswa Uncen, ia pindah kuliah ke Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Papua setelah lulus seleksi pada 1988.

Prestasinya cemerlang membuat ia menjadi lulusan terbaik dan berhak menerima penghargaan Astrabata.

Ini baru awal dari keberhasilan. Sebab hari-hari selanjutnya ia akan memulai karir sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sesungguhnya dengan terjun ke wilayah yang jauh dari hiruk pikuk Kota Jayapura.

“Saya menerima SK (Surat Keputusan) sebagai Kaur Pemerintahan di Kecamatan Ilaga, Kabupaten Paniai,” tuturnya.

Bayangkan, sebanyak 80,54% kabupaten seluas 18.104,63 kilometer persegi tersebut, memiliki ketinggian antara 1 000-3.000 meter di atas permukaan laut. Namun, Kota Enarotali yang menjadi pusat pemerintahan Paniai, terletak di pinggir Danau Paniai dengan panorama alam yang memesona.

Tidak lama bertugas di Ilaga, di akhir 1992, ia dimutasi menjadi Sekretaris Wilayah Kecamatan Ilaga. Itu pun hanya berlangsung dua tahun karena pada 1994, pria yang fasih sejumlah bahasa daerah Papua ini melanjutkan studinya di Jurusan Pemerintahan, Fisipol, UGM.

Tamat dari sana, Hery kembali ke Paniai dan menduduki jabatan Kasubag Diklat, selanjutnya menerima mandat sebagai Camat Mulia, Kabupaten Puncak Jaya pada 1998-1999.

Di kabupaten yang memiliki aneka jenis anggrek ini, karir Hery sebagai pegawai negeri terus menanjak. Selama 16 tahun di Puncak Jaya, ia berpindah-pindah jabatan mulai dari Kepala Distrik Mulia, Kabag Informasi dan Komunikasi, Asisten Bidang Pemerintahan, Pelaksana Tugas Sekretaris DPRD, dan terakhir Asisten Bidang Pemerintahan dan Desa.

Hery Dosinaen, Putera Terbaik NTT, sudah mempersembahkan seluruh jiwa dan raganya untuk membangun tanah Papua. Semula seorang Hery pria asal Adonara NTT merantau ke Tanah Papua.

Bermotto pada kejujuran hati, kerja keras dan setia pada panggilan, Hery meraih semua apa yang dicita-citakan orang sekampungnya di Adonara dan leluhurnya.

Setelah merajut kehidupannya “dari bawah” Hery terus melangkah-melangkah pelan tetapi pasti. Dari sebagai negeri rendahan dari pendalaman Papua, merangkak maju sampai di Kantor Gubernur di Jayapura.

Hery seorang pejuang yang ulet rajin dan jujur. Perjalanan bagi seorang Hery berliku tetapi menyenangkan karena ketabahan dan keuletannya. Sambil bekerja, Hery kuliah di Unirvestias Cendrawasih Jayapura. Walaupun berstatus mahasiswa dan PNS atau ASN, tetapi dilakoni dengan sangat baik hingga meraih sarjana, magister dan puncaknya pada 28 Mei 2020, Hery cita-citanya meraih gelar tertinggi dibidang pendidikan sebagi doktor.

Di usia masih relative muda, semua yang dicita-citakannya digenggamnya. Sudahkah seorang Hery merasa puas? Tentu saja belum karena tenaga dan pikirannya masih sangat dibutuhkan masyrakat Papua dengan jabatan yang diembannya saat ini sebagai Sekretaris Daerah atau Sekda sejak Januari 2014.

Pria kelahiran Flores Timur, 4 Mei 1967 adalah seorang Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua. Pada 13 Januari 2014, dalam usia 46 tahun, Hery dilantik sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) oleh Gubernur Papua Lukas Enembe.

Hery tercatat sebagai sekda termuda di Indonesia dengan golongan IV/E ketika itu.

Litani perjalanan hidup dann pengabdian Hery Adopehan Dosinaen ini ternyata menarik perhatian Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Seorang birokrasi tulen dengan segundang prestasi ditambah seorang pria Lamaholot yang memiliki jiwa petarung termasuk dalam pertarungan politik menuju kursi Gubernur NTT. PDIP menilai Kelake Adopehan layak sebagai pemimpin. Layak sebagai petarung politik. Dan jika PDIP sebagai Partai Wong Cilik sudah melamar Kelake Adopehan karena dinilai layak, kenapa kita masyarakat NTT tidak bediri bersama Kelake Adopehan ini? Dia layak. +++sandrowangak

Tags: GUBERNUR NTTHery DosinaenKelake AdopehanOI AdonaraPILGUB NTTPilgub NTT 2024
SendShareTweetShareSendShare

Artikel Terkait

Politik

Usai Dipersatukan Secara Politik, Nomleni-Dosinaen Mohon Restu di Pusara Lebu Raya

2022-05-27
Politik

Video Full Streaming Kunjungan Emi Nomleni ke Nihaone

2022-05-26
Politik

Anton Hadjon Benarkan PDIP Lamar Heri Dosinaen Jadi Calon Gubernur NTT

2022-05-26

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Kibarkan Merah Putih di Laut, Nelayan Todanara Ajak Warga Jaga Terumbu Karang

2022-08-16

77 Tahun Indonesia Merdeka, Desa Jontona Mempertegas Identitas Sebagai Desa Budaya

2022-08-16

Berkat Tuhan di Hari Kemerdekaan, Misa Kenegaraan Berlangsung Sederhana Di Ile Ape Timur

2022-08-16

Pramuka Harus Cinta Alam dan Manusia

2022-08-14
ADVERTISEMENT
No Result
View All Result

Kategori

  • Bisnis
  • Catatan
  • Hukum
  • Humaniora
  • Jurnal
  • Kesehatan
  • Pariwisata
  • Pendidikan
  • Politik
  • Sastra
  • Seni Budaya

© 2021

  • ISSN
  • Jurnal
  • Catatan
  • Kontak
  • Disclaimer
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Humaniora
  • Bisnis
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Kesehatan
  • Pariwisata
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Sastra

© 2021