SULUH NUSA, LEMBATA – Dampak dari abrasi pantai dan perubahan iklim di wilayah Nusa Tenggara Timur kini mulai dirasakan oleh masyarakat pesisir Desa Umaleu (Leuwutung).
Pergeseran garis pantai ke darat ini mengakibatkan sumber air bersih yang menjadi kebutuhan rumah tangga sulit didapatkan selama musim hujan yang diakibatkan ombak besar dan angin kencang di wilayah pesisir pantai Umaleu.
Masyarakat Desa Umaleu kampung Leuwutung merasakan dampak langsung dari pergeseran garis pantai yang tiap tahun terus ke darat.
Hal ini mengakibatkan sumber mata air di pesisir pantai Leuwutung tertimbun pasir dan banyak sumur air yang terkontaminasi air laut (asin). Warga pun resah. Masyarakat desa Lehuwutung dan Umeleu pada umumnya bergantung pada sumber mata air di garis pantai.
Habiba Gilo, warga A Umaleu menyampaikan meka kesulitan air bersih.
“Kami warga masyarakat Umaleu terkhusus warga Kampung Leuwutung sangat membutuhkan Sumber Air Bersih. Lanjutnya, kami disini hanya bisa mengandalkan sumber air bersih yang dijual dengan satu drom sepuluh ribu rupiah”, ungkap Gelu.
Dalam satu Minggu warga menghabiskan sekitar 200 ribu bahkan sampe 300 ribu hanya untuk membeli air bersih.
Sementara kondisi ekonomi warga hanya bersandar pada lahan pertanian semata.
Warga mengharapkan sentuhan pemerintah dapat membantu kebutuhan Air Bersih untuk warga Umaleu terkhusus di kampung Leuwutung ini. Dengan jumlah penduduk 1000 lebih jiwa di Desa Umaleu sekitar 70 persen masyarakat membutuhkan air bersih sebagai kebutuhan dasar rumah tangga.
Hal ini juga menyebabkan tingkat pengeluaran ekonomi jauh lebih besar dibandingkan pemasukan masyarakat di kampung Leuwutung Desa Umaleu.
Tokoh Muda Desa Umaleu Nurzaman Damanhuri menyampaikan upaya masyarakat untuk menghadirkan air bersih sudah masif dilakukan baik melalui musyawarah desa maupun Musrembang Desa.
Namun faktanya hingga hari ini masyarakat di desa Umaleu kesulitan mengakses air bersih. Dirinya berharap bahwa ada sentuhan dari Pemerintah sesuai amanat konstitusi bahwa segala kekayaan alam yang ada di Bumi Indonesia dikelola dan dipergunakan untuk kemaslahatan Masyarakat Nusa dan Bangsa.
“Namun sejak Indonesia merdeka kami selaku warga masyarakat di Desa Umaleu belum sepenuhnya merdeka, terbuktinya hingga hari ini kami masih kesulitan air bersih”, Tutup Nurzaman. +++syam