SULUH NUSA, LEMBATA – Yayasan Plan Internasional Indonesia (Plan Indonesia) menggelar serangkaian kegiatan pembekalan dan peningkatan kapasitas di Desa Jontona dan Desa Todanara, Kecamatan Ile Ape Timur, 9 Maret 2024.
Kegiatan ini untuk mendukung Pemerintah Kabupaten Lembata dalam Kesiapsiagaan Bencana kepada Keluarga dan Komunitas Desa di seluruh wilayah Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur.
Upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas berbasis keluarga dan komunitas desa dalam kesiapsiagan bencana ini dilakukan melalui kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Lembata dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lembata (BPBD).
Sebanyak 502 Kepala Keluarga di dua desa ini menerima pembekalan dan distribusi tas siaga bencana pada kegiatan yang dilaksanakan di masing masing di SD Inpres Todanara dan Balai Desa Jontona.
Bantuan Tas Siaga Bencana berisi map folder untuk menyimpan surat-surat berharga, peluit, senter, dan kotak P3K.
“Tas Siaga Bencana tidak hanya menjadi prioritas yang harus dibawa, tetapi juga merupakan bekal untuk bertahan hidup dan memudahkan evakuasi saat bantuan belum tiba. Idealnya, tas tersebut dapat membantu selama tiga hari. Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendukung upaya kesiapsiagaan bencana demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Plan Indonesia siap bekerja sama dengan berbagai pihak dalam menghadapi tantangan ini.” ujar Erlina Dangu, Manager Program Implementation Area Lembata.
Pembekalan dan peningkatan kapasitas ini sejalan dengan naiknya status aktivitas Gunung Ile Lewotolok dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga) pada tanggal 27 Februari 2024. Kegiatan ini juga menjadi respons terhadap rekomendasi terkait peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai risiko ancaman dan kesiapsiagaan.
Plan Indonesia melibatkan kaum muda dari Karang Taruna dan pemerintah desa setempat dalam pelaksanaan kegiatan.
Mereka dilatih tentang tema keluarga tangguh bencana dan akan melakukan pendampingan langsung di rumah-rumah.
Selain itu, akan dilakukan pengembangan rencana operasional kesiapsiagaan desa.
Hingga akhir April 2024, edukasi dan distribusi Tas Siaga Bencana akan terus dilakukan bagi 6.947 keluarga dampingan di lima Kecamatan dan 79 Desa di Kabupaten Lembata.
Sementara itu laporan PVMBG Ili Lewotolok periode enam jam 06.00-12.00 WITA, 9 Maret 2024, menyebutkan gunung Ili Lewotolok dengan ketinggian 1423 mdpl teramati kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati dengan jumlah hembusan sebanyak 87, Amplitudo 2.3-26.3 mm, Durasi 19-143 detik.
Untuk itu dalam salah satu rekomendasi PVMBG masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran, longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selain itu masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 3 km pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, dan mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran, longsoran lava dan awan panas dari bagian, selatan dan tenggara puncak, kawah Gununh Ili Lewotolok. Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. +++alfred.wurin/sandro.wangak