suluhnusa.com – Jarum jam menunjukkan pukul 11.00 siang pada saat jam istirahat di SDN Waiburak Kecamatan Adonara Timur Kabupaten Flores Timur, tepatnya hari Kamis tanggal 12 Maret 2015, saat itu si Akbar duduk santai bersama rekan guru di ruang guru, melepaskan lelah dan kepenatan setelah selama enam puluh menit berteriak di depan kelas. Tiba-tiba di saku celana si Akbar dikejutkan oleh suara deringan handphone, “ting….ting….ting”. Si Akbar ditelepon salah seorang staf Universitas Islam Malang (UNISMA) yang bernama ibu Yanti, yang isinya bahwa,”Akbar diminta untuk segera berangkat ke Universitas Islam Malang dalam minggu ini untuk menggantikan salah seorang mahasiswa beasiswa S2 konsentrasi Supervisi Pendidikan Islam yang keluar (mengundurkan diri).
Saat itu, Akbar kaget dan penasaran. Karena merasa kurang jelas dengan apa yang disampaikan melalui telepon. Dalam suasana kegalauan dan kebimbangan itu, kemudian si Akbar mencoba menghubungi melalui Short Message Service (SMS), yang isinya, “ maaf ini dari mana ya,”?. SMS tersebut langsung dibalas,” kami dari UNISMA Malang. Kemarin Pak Maskuri (rektor Unisma sekarang) dapat info katanya mau ada mahasiswa beasiswa S2 Supervisi yang mau gantikan mahasiswa kami yang keluar dan kami disuruh Bapak rektor untuk menghubungi Bapak di Flores dengan nomor telepon ini.
Akbar kembali menghubungi melalui SMS yang isinya,” saya bersedia menggantikannya tapi apa persyaratannya?. SMS tersebut langsung dibalas, bahwa persyaratannya adalah : Ijasah terakhir, SK Pengangkatan mengajar, Pas Photo warna background warrna merah ukuran 3 X 4 5 lembar dan 4 X 6 5 lembar, Surat Rekomendasi, Surat Ijin Belajar dari BKD setempat.
Hari Jumat tanggal 13 Maret 2015, Akbar bersama istri tercinta (Nurhayati, A.Md) berangkat ke Larantuka, ke kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Flores Timur dan bertemu dengan Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan (Pak Silvseter Lein, atau biasa disapa Pak Sil) untuk berkonsultasi tentang persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk mengusulkan Tugas Belajar.
Setelah sekian menit lamanya beraudensi dengan pak Sil, akhirnya beliau menyarankan kepada Akbar agar mengajukan permohonan mengikuti pendidikan yang ditujukan kepada Bupati Flores Timur, tembusannya kepada Kepala BKD Kabupaten Flores Timur dan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Flores Timur dengan melampirkan persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan : Foto kopi SK CPNS, Foto kopi SK PNS, Foto kopi SK Pangkat terakhir, Foto kopi ijasah terakhir, Foto kopi transkrip nilai, SKP 1 tahun terakhir, Surat pernyataan persetujuan istri ditanda tangani di atas materai 6000, Rekomendasi dari Kepala Sekolah, Rekomendasi dari Kepala Dinas PPO Kabupaten Flores Timur, Pernyataan dari inspektur Kabupaten Flores timur.
Surat undangan atau pemanggilan untuk mengikuti program beasiswa S2 Konsentrasi Supervisi Pendidikan Islam dari Perguruan Tinggi penyelenggara dalam hal ini UNISMA Malang Keterangan Akreditasi Perguruan Tinggi penyelenggara, minimal akreditasi B.
Hari Senin tanggal 16 Maret 2015, Akbar bersama istri tercinta kembali berangkat ke Larantuka. Pagi itu, mereka berangkat dari Waiwerang ke Wailebe (nama sebuah desa) yang berada di kecamatan Wotan Ulumado dengan mengendarai sepeda motor. Perjalanan panjang yang cukup melelahkan dan memakan waktu sekitar 2 jam. Sekitar pukul 10.00 pagi sampailah mereka di pelabuhan Wailebe, tanpa menunggu lama Kapal Motor yang sudah berlabuh di pelabuhan itu siap mengangkut penumpang berangkat menuju pelabuhan Larantuka.
Kira-kira 15 menit perjalanan, tibalah mereka di pelabuhan Larantuka. Sesampainya di pelabuhan, sudah banyak ojek yang berdiri berjaga-jaga, siap untuk mengantarkan penumpang ke kantor tujuan masing-masing. Waktu itu mereka berangkat ke kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Flores Timur dengan membawa surat permohonan ijin belajar kepada kepala Dinas untuk mendapatkan rekomendasi (persetujuan). Waktu terus berjalan begitu derasnya, sepanjang satu hari penuh belum membuahkan hasil.
Hari itu hanya Surat Keterangan (pernyataan) dari Inspektur Kabupaten Flores Timur yang dapat dibawa pulang dengan sedikit perasaan lega. Jarum jam dinding telah menunjukan pukul 16.00 sore waktu Larantuka dan sekitarnya. Saatnya mereka bersiap-siap untuk pulang ke Waiwerang dengan rute perjalanan Wailebe ke Waiwerang seperti yang dilalui tadi pagi. Sekitar pukul 18.30 tibalah di Waiwerang tepatnya di desa Waiburak Kecamatan Adonara Timur, tempat dimana mereka sekeluarga hidup dan mempertahankan kehidupan.
Hari Selasa tanggal 17 Maret 2015, Akbar kembali berangkat ke Larantuka. Kali itu dia sendiri ke Larantuka, tanpa ditemani sang istri tercinta. Maklum sang istri juga bertugas sebagai pegawai (staf tata usaha) pada salah satu sekolah di SMP Negeri Ile Boleng Kecamatan Ile Boleng. Pagi itu tidak seperti biasanya. Akbar berangkat ke Larantuka bukan mengendarai sepeda motor, bukan pula dengan Kapal Motor Arkona (nama salah satu kapal penyeberangan yang mengangkut penumpang Waiwerang – Larantuka) tapi dengan Fantasi Expres, sebuah kapal cepat jurusan Lewoleba-Waiwerang-Larantuka.
Tidak seperti Kapal Motor lainnya yang biasanya perjalanan Waiwerang-Larantuka menghabiskan waktu satu setengah jam namun Fantasi Expres hanya menempuh tiga puluh menit perjalanan Waiwerang–Larantuka. Biasanya Fantasi Expres berangkat dari Waiwerang jam 09.00 pagi dan pada jam 09.30 sudah tiba di Larantuka. Sesampainya di Larantuka, Akbar langsung ke kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Flores Timur. Seperti biasanya, seperti hari kemarin, sepanjang satu hari penuh rekomendasi dari Kepala Dinas belum juga didapatkan. Akhirnya sejak Selasa sore Akbar memutuskan untuk tetap bertahan (menginap) di Larantuka untuk beberapa hari.
Hari Rabu tanggal 18 Maret 2015. Seperti biasanya, Akbar kembali berangkat ke kantor pagi-pagi namun sepanjang satu hari penuh belum juga menuai hasil yang memuaskan walaupun demikian sudah ada tanda-tanda. Hanya perjuangan keras dan kesabaran tinggi melawan emosi yang dapat menggapai semua impian, hingga akhirnya impian itu menjadi sebuah kenyataan bukan sekedar mimpi belaka. Akhirnya Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan Pencipta Alam Semesta. Tepatnya hari Kamis tanggal 19 Maret 2015. Hari yang bersejarah dan sangat berarti bagi Akbar, yang tak akan pernah terlupakan. Pada hari itu, dua rekomendasi yang didapatkan sekaligus yakni rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan rekomendasi dari Bupati Flores Timur.
Hari Kamis sore itu juga Akbar harus kembali ke Waiwerang, setelah selama tiga hari meninggalkan anak, istri di rumah. Mulai besok dan lusa sampai hari Minggu Akbar harus mempersiapkan diri untuk berangkat ke Malang. Tibalah hari Senin tanggal 23 Maret 2015, Akbar diantar sang istri dari Waiwerang ke Larantuka (Pelabuhan Fery) di Waibalun untuk berangkat ke Kupang pada jam 02.00 siang. Hari Selasa tanggal 24 Maret 2015 jam 04.00 dini hari, Akbar tiba di Kupang pelabuhan Bolok.
Setelah satu hari beristirahat di sana. Hari Rabu tanggal 25 Maret 2015 jam 06.30 pagi Akbar terbang dengan Lion Air Kupang-Surabaya. Jam 08.25 menit sampailah di Bandara Juanda Surabaya. Jam 09.00 berangkat Surabaya-Malang dengan Travel. Tiba di Malang jam 11.00. Diantar di depan kampus Universitas Islam Malang. ***
Kamsudin Ridwan, M.Pd
Staf Pengajar SMPN Satap Tapobali Kecamatan Adonara Timur-Flotim