suluhnusa.com_Ancaman itu datang dari orang yang tidak di kenal. Melalui Short Massage Service (SMS), Felix Ali, Wartawan suluhnusa.com di Atambua diancam akan dibunuh. Diduga ancaman ini terkait berita tentang Tambang Mangan yang ditulis Ali.
Siang itu, Kamis, 19 Juni 2014, Wartawan suluhnusa.com, Felix Ali yang bertugas di Atambua mendapat ancaman dari orang tidak dikenal melalui pesan SMS. Pesan yang dikirim itu dalam bahasa Tetun (salah satu bahasa daerah yang digunakan masyarakat di Timor Barat dan sekitarnya). Ada dua pesan yang dikirim oleh pengancam itu.
Pesan pertama masuk pada pkl. 08.00 wita, bernada ancaman akan membunuh Felix Ali. “o tulis o nian, lasan bot ka..hou hasoru o koa o nia lasan soe fo asu,” demikianbunyi pesan pertama yang dikirim oleh pemilik nomor 081236264155, yang diteruskan oleh Felix Ali ke Pemimpion Redaksi suluhnusa.com. Selain ancaman pembunuhan, sms tersebut juga bernada cacian yang tidak sopan.
Sebab isi SMS itu bila diterjemahkan berarti, kau tulis, kau punya (maaf) burung besar kah ? saya dapat kau, saya potong kau punya (maaf) burung kasih (maaf) anjing makan.
Selang beberapa menit, Pkl. 8.52 wita, sms masuk lagi ke nomor Felix Ali. “Hau Hasoru O Mate” demikian sms tersebut, yang artinya, saya dapat kau, kau mati.
Hal ini disampaikan oleh Felix Ali ketika menghubungi Pemimpin Redaksi suluhnusa.com, di Denpasar melalui telepon, Kamis, 20 Juni 2014 siang.
Diduga ancaman pembunuhan yang diterima Felix Ali ini terkait berita tentang mangan di suluhnusa.com yang berjudul “Tak Tau Malu, Diusir pun PT. NLR Tetap Bertahan di Belu”. (baca berita tentang Tambang itu di sini disini)
Menurut Felix Ali, dirinya sempat menghubungi kembali nomor telpon tersebut tetapi tidak diangkat. Terdengar nada sibuk dan selang beberapa saat dinonaktifkan.
“Saya menelpon ke nomor itu empat kali setelah mendapat sms itu. Tapi tidak angkat ama. bahkan HP-nya dimatikan,” ungkapn Felix.
Karena dianggap ancaman ini serius, dirinya setelah menelpon Pimred suluhnusa, dia menghubungi Pater Piter Bataona SVD, dari JPIC SVD wilayah Timor Barat, sekedar untuk pemberitahuan bahwa dirinya diancam oleh orang yang tidak dikenal.
Selain Pater Bataona, Felix juga sempat menghubungi WALHI NTT, Herry Nait dan Komandan Satgas Wilayah Perbatasan RI-RDTL Fransiskus Arisusetio juga wartawan Kompas.com, di Atambua, Giran Bere.
Masih menurut Felix Ali, beberapa jam setelah SMS ancaman itu masuk, dirinya mendapat SMS juga dari Ketua Presidium PMKRI Cabang Atambua, Denis Atakae.
Denis melalui pesan singkat kepada Felix menilai berita yang muat suluhnusa.com tentang Tambang itu, terlalu fulgar. Selain terlalu fulgar.
“Wei bos. Ada muat berita apalagi nie ? kawan, berita apalagi yang diposting nie, jangan sampai menggeneralisir pernyataan individu masuk ke dalam kelompok owww…bahaya tu,” demikian isi pesan Atakae kepada Felix Ali yajng diteruskan ke Redaksi suluhnusa.com.
Sekedar untuk diketahui, Felix Ali, selain sebagai wartawan suluhnusa.com di Atambua, juga menulis aktif di Mingguan HIDUP. Aktivitas lain selain menulis adalah sebagai Koordinator PADMA Indonesia Provinsi NTT yang bermitra dengan Komnas HAM RI untuk wilayah Timor Barat.
Dan ancaman terhadap Felix Ali itu datang dari nomor Handphone 081236264155. Ketika ditelpon suluhnusa.com ke nomor tersebut, Jumad, 20 Juni 2014, pkl. 12.25 wita hanya terdengar nada sambung lagu dangdut tetapi tidak diangkat. Ditelepon sebanyak lima kali tidak diangkat bahkan dialihkan nada sibuk lalu dimatikan. (sandrowangak)