suluhnusa.com_Kreativitas masyarakat Bali dalam dalam membuat kerajinan, menjadikan bisnis kerajinan sebagai salah satu tumpuan ekonomi rakyat di Bali. Tak pelak, banyak prospek bisnis kerajinan Bali ini terus meningkat bahkanm merambah sampai ke luar negeri. Dan Dolarpun semakin merajai Bali.
Memasuki tahun 2013, realisasi ekspor pada periode Januari-Mei untuk sementara masih menunjukkan fluktuasi positif. Dibandingkan periode yang sama tahun 2012, tahun ini realisasi ekspor Bali meningkat 12,69 persen atau sebesar 79.589.856,04 dolar AS. Para pengusaha kerajinan dan eksportir pun berharap kondisi saat ini dapat terus membaik hingga akhir tahun.
Ketua Asosiasi Eksportir dan Pengusaha Handicraft Indonesia (Asephi) I Ketut Dharma Siadja mengatakan, sejak beberapa tahun terakhir kondisi ekspor produk kerajinan Bali memang selalu naik turun. Jika sebelumnya pasar Eropa memberikan kontribusi yang cukup besar, kini sudah tidak lagi. Para eksportir diharapkan mampu mencari celah pasar baru yang lebih potensial.
“Pasar Eropa kini mengalami stagnasi, untuk itu perajin dan eksportir harus sigap mermbah pasar baru, salah satunya adalah Amerika dan Amerika Selatan yang kini makin potensial. Selain pasar luar negeri, pasar lokal pun harus lebih digarap karena potensinya semakin besar,” ujarnya.
Dharma Siadja tak menampik, saat ini banyak negara yang menjadi pesaing Indonesia dalam menjual produksi kerajinan tangan. Disebutkannya, selain Cina dan India, tiga negara yakni Vietnam, Thailand, dan Myanmar juga merupakan pesaing baru yang sudah mampu menggeser pasar Indonesia secara perlahan-lahan.
Beberapa pengusaha kerajinan di Bali membenarkan kalau permintaan ekspor produk kerajinan selalu naik-turun dari tahun ke tahun. Mereka pun berusaha tetap tegar dan terus berproduksi.
Seperti dikatakan Budiartha, pengelola perusahaan ekspor patung dan produk furniture di jalur By Pass Ngurah Rai. Di tempatnya, permintaan ekspor produknya selalu naik-turun. Demikian juga untuk tahun ini.
“Permintaan ekspor memang masih ada, tetapi jumlahnya jauh di bawah tahun lalu. Sejumlah langganan bisnis di negara tujuan ekspor mulai mengurangi pesanan, penyebabnya karena muculnya pesaing dari negara lain,” kata pemilik Falentino Art Gallery ini.
Penurunan permintaan di pasar ekspor sempat membuat pengusaha kerajinan ketar-ketir. Berbagai upaya pun dilakukan untuk meningkatkan pendapatan di pasar luar negeri. Seperti menghasilkan produk dengan yang mengikuti selera pasar. Yang paling merasakan dampak dari penurunan permintaan di pasar ekspor tentu perajin kecil yang menggantungkan hidupnya dari order yang diberikan pengusaha lokal. Jika minim pesanan, tentu saja mereka tidak akan berproduksi. Namun, turunnya permintaan ekspor tak sepenuhnya membuat pengusaha kerajinan dan perajin terpuruk. Kini mereka mengaku mulai berkembang di pasar lokal.
Kondisi naik turunnya ekspor produk kerajinan Bali ditunjukkan melalui data ekspor yang dikumpulkan Disperindag Bali. Dalam data tersebut, tercatat persentase komoditi ekspor produk kerajinan Bali dari tahun ke tahun terus berfluktuasi. Fluktuasi tersebut dapat dilihat melalui data realisasi ekspor periode 5 tahun terakhir, mulai tahun 2009-2013.
Pada periode Januari-Desember 2009, Bali berhasil mengekspor aneka produk kerajinan dengan nilai 224.098.539,63 dolar AS, dengan persentase komoditi ekspor terhadap total nilai ekspor sebesar 44,59 persen. Angka tersebut rupanya tidak naik, bahkan mengalami penurunan pada periode yang sama tahun 2010. Memasuki 2010, realisasi ekspor turun 3,93 persen atau menjadi 215.288.407,35 dolar AS, dan persentase komoditi ekspor terhadap total nilai ekspor menjadi 41,41 persen.
Memasuki 2011 kondisi ekspor produk kerajinan Bali rupanya belum membaik. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010, realisasi ekspor periode Januari-Desember 2011 justru makin menurun. Total nilai ekspor produk kerajinan Bali selama 2011 turun menjadi 197.455.924,79 dolar AS. Kondisi tersebut dipengaruhi lesunya permintaan ekspor akibat krisis yang melanda negara-negara tujuan ekspor.
Namun memasuki tahun berikutnya 2012, angin segar dari pasar ekspor kembali menghampiri industri kerajinan Bali. Membaiknya kondisi perekonomian negara tujuan ekspor membuat realisasi ekspor selama Januari-Desember 2012 naik dari tahun sebelumnya. Total nilai ekspor selama 2012 tercatat 202.069.115,56 dolar AS atau naik sekitar 2,34 persen dari tahun sebelumnya. Namun, angka tersebut tetap belum melampaui realisasi ekspor yang diperoleh Bali pada 2009. (sandro wangak)